This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Laman

Cerita Tentang Nenek

Sebelum aku pikun dan melupakannya, dan sebelum ia meninggalkan dunia fana, ada baiknya aku bercerita tentang nenekku. Bagaimanapun, dia orang tua yang melahirkan orang tuaku.
Perawakannya kecil saja seperti perempuan tropis pada umumnya. ketika badannya mulai tinggak tulang dibalut kulit keriput, perawakannya tetap tidak berubah banyak, kecuali badannya bungkuk karena di masa muda sering membawa beban berat. figur wajahnya sekarang tidak berbeda dengan figur yang ada di foto yang diambil sekitar tahun 70 atau 80an. cuma keriputnya yang sangat bertambah banyak.
Ketika kecil, nenek bagiku adalah orang yang sangat menyebalkan. selalu benci pada cucunya ini, apalagi bila melihatku membawa teman sebaya main main ke rumah. tambahan lagi, kadang ia juga marah jika aku pergi keluar rumah untuk main bersama teman. makanya, aku lebih sering main sendiri di dalam rumah dan membaca buku. hal ini mungkin menjadikanku anak rumahan yang introvert dan kurang bersosialisasi. pendek kata, tiada hari tanpa omelan dari nenek yang cerewet. ssaudara yang sebaya dengankupun , teman mainku juga, berujar bahwa nenek adalah orang paling cerewet dan rempong sedunia.
Karena aku perempuan, sudah sewajarnya aku dituntut untuk bisa mengerjakan tugas dapur atau rumah tangga. ya, misalnya mencuci piring kotor, dan memasak. waktu SD dan SMP, teman-teman sebayaku sudah mahir memasak nasi dan mengerjakan tugas rumah tangga lain, sedangkan aku belum bisa apa-apa. masak mie instanpun seringnya cuma diseduh dengan air panas! sebalnya, nenek dan ibuku sering membandingkanku dengan anak tetangga. aku cuma bisa mengangguk-angguk saat mereka mulai bicara betapa rajinnya anak tetangga membantu ibunya di dapur. padahal, kalau dipikir, nenekkulah yang punya andil besar menjadikanku anak perempuan tanpa skill masak. bagaimana tidak, kalau nenek dan ibuku sedang memasak atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga, aku kadang dianggapnya sebagai pengganggu kegiatan mereka. bagaimana bisa masak kalau tidak pernah diajari dan dilarang masuk dapur? konyol deh.
Hal menyebalkan lain, nenek sering pilih kasih pada cucu-cucunya. tentang ini, aku tidak akan menjelaskan lebih detil. meski aku tidak mau mengakui kelakuan nenek yang tidak terpuji itu, hati kecilku menjerit bahwa dia memang melakukannya! itu memang membuatku iri dan sedikit kesal. tapi aku tak pernah menunjukannya, aku selalu menahan diri, kau tahu? dengan berlalunya waktu, dia seharusnya tahu anak cucu mana yang benar tulus merawat dan menyayanginya tanpa pamrih.
Tentang mengapa ia sering marah-marah tidak jelas di rumah. aku hanya bisa berspekulasi bahwa ia memendam suatu kekecewaan dan kemarahan yang ia tidak tahu harus melampiaskannya kemana. padahal, ia harusnya mengutuk perbuatannya sendiri yang malah berujung pada penyesalannya. jika ia tak punya alasan untuk memarahiku, atau saudaraku, ia akan mencari-cari kesalahanku, ibuku, dan ayahku. ia juga sering mengumpat atau memaki keberadaan ayahku. what the hell, padahal ayahku (menantunya) ada karena andil nenekku juga. how pathetic.
Nenekku itu, penakut. ia tidak berani tidur sendiri. aku sering menemaninya tidur di kamarnya hanya dengan harapan ia akan memberiku uang jajan tambahan :). tapi, tidak selalu dikasih sih, kalau waktu-waktu mau tidur, kesalku hilang padanya, tapi kalau hari berganti, berganti pula mood nenek.
Kini, nenek sudah menjanda selama sepuluh tahun lebih. tidak akan ada yang berpikir dia akan menikah lagi. never never.
Ia sekarang cuma bisa berbaring, duduk leyeh-leyeh di ranjang. gara-gara insiden di seruduk salah satu buyutnya, ia mengalmi pergeseran tulang lutut. kesempatan untuk bisa normal dari kelumpuhan tidak akan beranjak dari 0%. tulangnya memang sudah rapuh, sulit untuk sel-sel tulangnya beregenerasi. jadinya, sekarang ia diurus oleh anaknya, seorang janda juga, kakak ibuku. tapi, kami sekeluarga besar bahu membahu merawatnya. termasuk aku.
uwakku itu, janda yang lumayan baik, tapi kalau sudah marah akan meledak-ledak. ini biasanya disebabkan oleh sikap nenekku yang makin kayak anak kecil dan cerewet. jadi ingat, bahwa siklus hidup manusia akan kembali seperti pada waktu bayi/kanak-kanak. kadang aku kasihan melihat nenek dicuekin dan dibentak oleh anak-anaknya minus ibuku. yah mau gimana lagi, kembali pada attitudenya yang kekanakan dan kadang sombong. ditambah lagi anak-anakknya tidak mau mengerti bahwa fisik dan psikis nenek itu sudah berubah seperti fitrah seorang manusia biasa. sepertinya mereka tidak mempelajari psikologi perkembangan. kalau aku sekarang menghadapinya dengan santai saja, kalau ia membuatku emosi, aku biasanya diamkan saja dan tidak memasukkannya ke hati.



0 komentar: