This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Laman

Dunia Tanpa Batas

Kebanyakan orang berpendapat bahwa dunia tanpa batas adalah ketika mereka punya teman yang banyak tanpa dibatasi tempat, ruang dan waktu. Seiring dengan pesatnya teknologi komunikasi, batas-batas antar tempat dan waktu menjadi kabur. Kita bisa saja berkomunikasi dengan teman kita yang berada di Timur Tengah, juga bercanda dengan teman yang tinggal di Tokyo bersamaan. Yeah, meskipun kita harus memperhatikan waktu dengan sopan.
Dulu, jauh sebelum teknologi komunikasi berkembang pesat, untuk berkomunikasi dengan orang yang berbeda kota-apalagi beda Negara- bukanlah hal yang mudah dilakukan. Bisa memakan waktu yang lama. Manusia harus mengunjungi sendiri orang yang memang punya urusan dengannya. Berkirim surat juga membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di alamat tujuan.
Hmm, jika melihat keadaan saat ini, teknologi komunikasi makin canggih. Ada banyak pengembangan teknologi komunikasi. Telegraph ke telepon, surat meloncat ke e-mail, dan sandi morse berubah menjadi SMS. Sekarang, kita punya banyak provider telepon dan ponsel plus penyedia jaringannya. Selain itu, ada banyak situs jejaring sosial di internet. Thanks to satelit.
Kecanggihan teknologi telekomunikasi tidak selalu membuat manusia semakin mudah berkomunikasi. Ada saja masalah yang terjadi. Mulai dari internet lemot, e-mail jadi spam, sinyal jaringan yang terputus-putus, suara telpon tidak jelas, dll hingga mengganggu kelancaran berkomunikasi. Lagipula, tidak semua manusia nyaman dan bisa lebih terbuka berkomunikasi dengan manusia lainnya. Banyak kasus pidana yang berawal dari komentar atau curhat tentang sesuatu di dunia maya. Kebebasan manusia utnuk berpendapat a.k.a berkomunikasi jadi terhambat. Jadi, bukannya mempermudah dan memperluas komunikasi, justru teknologi komunikasi malah mempersempit dunia manusia.
Tapi, sempit atau luasnya dunia karena teknologi komunikasi tergantung dari sudut pandang tiap manusia itu sendiri. Menurutku, teknologi komunikasi tidak selalu membuat manusia leluasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Bahkan seandainya di dunia ini tidak ada telepon dan internet, aku akan tetap menjadi katak dalam gelas kaca. Bisa melihat semuanya, bisa berbicara tapi tak dapat mengungkapkan apapun. Tetap pendiam seperti senyapnya daun ara yang jatuh. Terkadang manusia tidak bisa berkomunikasi dengan orang di sekelilingnya dengan cara yang biasa. Lihat wajahnya, lalu katakan apa maumu. Tidak selalu seperti itu.
Aneh atau tidak, jika punya suatu urusan yang penting aku lebih memilih berbicara lewat ponsel daripada berhadapan langsung dengan orangnya. Padahal, aku hampir tiap hari bertemu dengan orang tersebut! Percaya atau tidak, untuk masalah penting menyangkut diriku, aku terbiasa membicarakannya dengan ibuku via ponsel. Kami memang tinggal berjauhan sejak aku melanjutkan studi di kota lain. Tapi, meskipun kami bertemu di rumah, aku tak akan mengatakan apapun padanya. Nanti saja lewat telpon, di tempat lain. Dan ketika tiga minggu lalu aku mengikuti sebuah kontes debat (yang akhirnya aku hanya jadi runner-up), secara intens aku menelpon ibuku, meminta segenap dukungannya. Hampir tiap jam ia mengirim pesan pendek, dan menelpon tiap enam jam. Padahal, bisa saja ketika pulang ke rumah aku memberitahukannya bahwa nanti aku akan mengikuti kontes debat. Tapi, begitulah aku. Mungkin ini kecenderungan aneh yang parah, tapi dengan itu aku bisa blak-blakan mengatakan apapun tanpa takut ekspresi wajahku tertangkap oleh lawan bicaraku. Aku merasa dengan begitu duniaku sedikit lapang, bisa dengan mudah mengungkapkan apapun.
Untuk mendukung kebiasaan anehku itu, aku selektif memilih provider jaringan. Kebetulan aku dan ibuku punya nomor ponsel dari provider yang sama. Sedari dulu pilihanku jatuh pada telkomsel karena jaringannya terluas di Indonesia. Telkomsel sebagai salah satu produk teknologi komunikasi inovasinya memang membuat manusia seperti aku lebih mudah berkomunikasi. Dengan sinyal yang kuat dan suara yang jernih, aku betah berlama-lama berbicara dengan ibuku via ponsel. Aku bisa mengungkapkan isi hati lebih mudah dan tanpa batas (meski sebenarnya kami dibatasi oleh jarak). Aku bebas merajuk manja, protes, kesal, berbicara gembira. Hal-hal yang tidak penting pun terkadang kami bahas, saking nyamannya berbicara berdua lewat ponsel.
Yeah, pada akhirnya buatku dunia luas dan tanpa batas itu ketika kita bisa mengungkapkan apapun tanpa perasaan takut dan cemas, apalagi terganggu oleh sinyal yang putus-putus, hehe. 0 komentar