This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Laman

Kuning Kuning

Tiap nama punya arti, tiap warna punya arti. Maka dari itu warna kuning juga punya makna. kuning di sini bukan warna orange, tapi yellow. Kalo sudah bilang yellow, pasti inget sama itu tu, si Yellow Jacket alias jas almamater UI. Tapi, kalo bilang warna kuning pasti ingetnya juga sama warna trademarknya salah satu partai elit di Indonesia. Selain itu kalo lihat warna kuning juga ingetnya sama kematian. Selain itu, ada yang bilang kuning itu bau (nah lho?).
Makna kuning
Kuning tu artinya apa sih? (saya juga tidak tahu, ntar deh dicari tahu)
pokoke ya warna kuning tu lumayan elit, dari orang mati sampe orang hidup memakai yang namanya warna kuning. Dari mahasiswa sampe partai politik membutuhkan kuning sebagai perlambang. Dan, tentu saja industri makanan serta ibu-ibu kita di dapur juga membutuhkan kuning agar masakannya terlihat menarik (sbg pewarna makanan maksudnya).
Kuning juga adalah sehat. Tahu kunyit? itu tuh curcuma yang dipakai sebagai bumbu masak, kalau di daerah yang lingua Sunda, kunyit tu dinamakan Koneng alias kuning. Sudah rahasia umum kalo Kunyit tu mengandung bahan-bahan yang berguna bagi manusia. oh ya, kunyit juga mengandung zat yang membikin kita tidak cepat pikun. Makanya, kalo pengen otaknya fresh terus, banyak-banyakin makan kunyit.
Lain Kunyit, lain pula Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Panitia MPA mengeluarkan peraturan bahwa Semua MABA harus memakai kaos kaki kuning, tali sepatu kuning, jilbab putih bercorak kuning/pita kuning, name tag kuning, juga kemeja kotak-kotak warna dasar kuning yang garis kotak-kotaknya itu berwarna putih.
Sebenarnya sih warna kuning bukan warna yang membuat masalah untuk MABA TP. Hanya saja kemeja yang dimaksud di atas itu sangat suuuusssahhh dicari. Walaupun ada, jumlahnya tu limited edition bgt. MABA seperti sayapun harus mengobrak abrik sejumlah pasar dan swalayan dulu (hiperbola) untuk mendapatkan kemeja tersebut. Dan walaupun saya mendapatkannya, kemejanya agak melenceng dari yang saya harapkan. Yah, nothing is perfek (perfect ya?)
Sebanding dengan itu, Jilbab segi empat corak kuning juga lumayan susah dicari (kata teman saya, saya rasa juga iya deh...).
Jadi? jadi saya mengendus bahwa (mungkin) sebelumnya panitia MPA telah melakukan riset pasar untuk menentukan barang apakah yang seyogyanya susah di cari di pasaran. Hmm, atau mungkin terjadi konspirasi antara para pedagang dengan panitia (su'uzdon bg seh? astagfirullah hal adzhim....)
Tapi terlepas dari itu, sebenarnya panitia menginginkan kita agak kreatip dikit ikhwal kemeja itu. Nggak bisa beli di pasaran, ya, bikin sendiri sekreatif mungkin. Dan cara terakhir yang biasanya ditempuh oleh Maba seperti saya adalh cari yang mirip-mirip dikit jika tak ada kemeja yang benar-benar mirip sesuai kriteria. so, buat para Maba TP 2008, don't give up!

0 komentar

Eskalatoria Paranoia Syndrom

Jakarta adalah kota urban yang modern, namun buat saya sama saja dengan tinggal di village (baca: desa). Yah, karena menurut seorang pakar tata ruang kota asal Eropa sono (saya lupa namanya) bahwa Jakarta is just a big village, not a big city.
To the point, ada salah satu penyakit or syndrom yang saya alami ketika first time tinggal di jakarta. Mungkin karena ndeso dan katronya saya, sewaktu di mall or plaza ataupun tempat yang ada eskalatornya, saya merasa gemetar. Saya sedikit takut menggunakan fasilitas yang dapat membuat jarak tempuh dari satu lokal ke lokal yang lainnya semakin pendek.
Tapi, terlepas dari katro dan ndesonya saya, syindrom yang saya rasakan ini juga diakibatkan oleh begitu seringnya saya mendengar dan melihat berita di TV tentang kecelakaan yang merenggut uang (untuk bayar rumah sakit dong...) bahkan nyawa korban. Selain itu, tak jarang ada serial horor yang memperlihatkan ada makhluk halus yang juga menggunakan eskalator itu. walaupun begitu, saya bukan orang yang penakut lho. saya cuma paranoid melihat eskalator, just it.
Karena ini suatu syndrom ketakutan terhadap eskalator, maka penyakit yang aneh inipun (iseng ) saya namai sebagai Eskalatoria Paranoia Syndrom. Tokh dalam ensiklopedi kedokteran Ibnu Sina (Avicenna) hal ini tidak dicantumkan (secara dulu belum ada eskalator kale?).
Bagi anda-anda yang merasakan hal yang sama seperti saya (walaupun mungkin kenyataannya tidak ada, he_he), don't give up and don't afraid. Masih ada tangga biasa yang dapat digunakan. Itu lebih menyehatkan jantung walaupun dapat menimbulkan asam laktat yang berlebihan pada otot kaki.
Hingga saat tulisan ini diposting, obat dari syndrom ini belum diketemukan. Mungkin para peneliti bisa melakukan penelitiannya akan syndrom ini mulai dari saat ini. untuk kepentingan umat manusia, juga untuk kepentingan saya tentunya.
0 komentar