This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Laman

Kerlip Bunga Plastik

Anye, (nama aslinya Dewi Anyelir, lho) cuma bisa duduk di trotoar melihat metromini yang ditunggu-tunggunya sudah cabut. Sudah terlambat ia berteriak. Telinga kondektur metromini nomor 49 itu sudah penuh dengan suara bising mesin omprengan metromini. Anye tidak dapat menerima kenyataan itu. Yah, bagaimanapun juga ia telah menunggu kendaraan itu hampir selama satu jam. Dan ia bisa tertingga begitu saja hanya persoalan sepele! Lice si banci kaleng itu menelponnya berulang kali hingga ia tidak sempat memperhatika lalu lalang kendaraan.
"Pleas, siapa sih kamu Lice?" Anye menggerutu dalam hatinya. Hatinya sedikit terobati manakala lima menit kemudian sebuah metromini berhenti di depannya.
Selama dalam metromini ia terus berfikir. Merenung dan menerawang. Kenapa aku bisa tertarik dalam lingkaran masalah ini? Kenapa aku mau berurusan dengan orang sepertinya?
Aku pusiiing.....!
Anye membantingkan dirinya ke kasur kapuk. Sedikit menekan punggung, sudah lama tidak dijemur di bawah matahari. Anye sedikitpun tidak memperdulikan sedikit apak yang menguar dari kasurnya. Anya kemudian membuka-buka buku agendanya. Mencari-cari catatan yang tidak penting tapi sebenarnya penting. Jadi apa?
Di halaman dua puluh tujuh ia menemukan seonggok kalimat dengan tinta hitam.
Yes! Akhirnya hari ini gue bisa buka klub konsultasi kecil-kecilan di kampus. Tepatnya konsultasi gratis dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa. Klop lah dengan cita-cita gw yang pengen jadi psikolog. (kalo nggak gitu, ngapain juga gw capek-capek ngambil jurusan psikologi, cuy?) Sejauh ini anggota klub cuma bertiga, gue, Anes, dan Mini. Gue ketuanya, Mini sekretaris merangkap humas, Anes bendahara. Kita bertiga melayani konseling (gantian, tapi). Kita udah pasang publikasi berupa mini pamflet di area sekitar kampus. Lumayan mengejutkan. Tepat satu jam setelah kita pasang pengumuman, eh uda ada klien yang sms ke hp gw (gw emang dijadiin cp). Dari sms yang gw terima dia bilang anak jurusan teknik sipil dan berjenis kelamin cowok. Gw waktu itu mikir kayaknya nih cowok mau konsultasi gimana caranya bikin hati cewek-cewek meleleh berdasarkan background pendidikan dia, hehe.
Anye menghembuskan nafas panjang. fuh fuh fuh..... lanjut ke halaman berikutnya.
Akhirnya gw bikin konseling pertama gw. Mini dan Anes masih nunggu klien yang lain. Well, klien pertama gw ini (sumpah, gw gak nyangka banget!!) dia cowok yang cute. Perawakannya mirip Kim Bum, (hehehe) dan dia super ramah. Meski Anes bakal bilang kalo dia kayak banci, tapi yah, gw rasa dia itu cuma kemayu. Kemayu bukan berarti banci kan?
Awalnya dia malu-malu ngenalin diri, tapi akhirnya dia ngerasa rileks juga berhadapan sama gue. Gue kan psikolog paling cakep dan cute (gue tertawa dalam hati). Beberapa saat kemudian dia mulai curhat.
"Begini mbak, saya, Ramon, Mbak udah tahu kan nama saya?" Gue ngangguk sengangguk-ngangguknya.
"Jangan manggil mbak, dong. Saya kan seangkatan sama kamu, panggil nama aja. Anye. Tapi, terserah Ramon aja deh."
"Iya maaf, mbak. Eh, Anye." Dia tersenyum. Sumpah, kalo dia bukan klien gue, udah gue cubit-cubitin pipinya saking gemes.
"Ya, gak apa-apa. Ramon, kamu mau cerita apa? Nggak usah grogi, pake bahasa kamu aja."
"Aku udah lama suka sama seseorang." Ramon diam sebentar. "Dari TK sampe kuliahpun aku cuma mikirin dia. Dia itu cakep, berprestasi. Dia idola aku." Ramon menunduk.
"Terus? apa dia tahu perasaan kamu?"
"Dia nggak pernah tahu, dan aku nggak pernah cerita sama dia. Aku takut dia bakalan jijik sama aku." Ramon masih nunduk. Denger-denger kata 'jijik' pikiranku langsung menuju kata ******. Masak seh dia itu...?
"Lagian, dari TK sampe kuliah banyak anak yang suka sama dia. Dia nggak pernah sendiri. Mantan pacarnya udah nggak keitung. Walaupun dia bukan plyboy, tapi masalah cewek ia nggak bakalan kalah dari casanova. Dia pernah bilang kalo belum ada yang cocok aja. Tapi, tapi, aku sama sekali nggak punya peluang untuk lebih dekat lagi sama dia. Aku masih punya harga diri sebagai cowok. Anye ngerti maksud aku kan?" Lagi-lagi gw cuma ngangguk.
Dan, setelah itu percakapan bla-bla-bla-bala berlangsung selama satu jam lamanya. gw nggak mungkin sanggup nulisin semua curhatannya di notes ini. Intinya dia tuh lagi fall in love sampe karatan. Basi sih, tapi apa boleh buat ioni klien pertama gue sih.
Sampai disana Anye berhenti. Ia menarik nafas dalam-dalam lagi. Memandnagi langit-langit kamar kosannya yang suram.

0 komentar: